Kamis, 18 Desember 2008

MENOREH DAMAI DI GUMI SELAPARANG

MENOREH DAMAI DI GUMI SELAPARANG
Oleh : DR. Drs.H.Musa Shofiandy,SH.MM.

Bagi penulis, menggunakan kata dan istilah Gumi Selaparang untuk Kabupaten Lombok Timur, rasanya lebih afdhol dan lebih bermakna dari pada menggunakan istilah lain, termasuk istilah Patuh Karya, karena menurut salah satu tulisan sejarah Lombok, Selaparang memiliki arti sejarah yang tak akan kita lupakan, karena disini dulu kita kenal adanya kerajaan Selaparang dibawah kendali raja yang bernama A.Rare, yang kemudian bergelar Dewe Meraje Selaparang. Dari sinilah dimulai awal penyebaran masyarakat ke pelbagai tempat di pulau Lombok seperti, Bayan, Jerowaru, Pejanggik, Batukliang, Kuripan dan berbagai tempat lainnya, sampai dengan ke Alas dan Taliwang di Sumbawa dan daerah lainnya. Atas dasar tulisan sejarah inilah yang mendasari penulis untuk lebih berkenan dan terkesan menggunakan istilah atau sebutan Gumi Selaparang. Tapi bagi orang lain.... ndk tahu..... dan terserahlah mau menggunakan istilah atau sebutan lain, silahkan sepanjang tidak diskriminatif.

Pertemuan Silaturrahmi yang penuh makna.
Penulis terinspirasi untuk membuat tulisan dengan judul di atas, setelah membaca harian NTB Post terbitan hari Jumat tanggal 1 Februari 2008, di halaman 1 dengan berita yang berjudul “Kandidat Sepakat Tak Saling Jegal”. Dalam tulisan itu disebutkan bahwa empat Bakal Calon Bupati Lombok Timur, yakni, L.Heri Prihatin, HM.Nur Asikin Amin, Dr.Ikhsan dan HL.Ahmad Wahyan. Ke empat kandidat yang akan ikut memperebutkan Calon Bupati Lombok Timur melalui konvensi Partai Golkar tersebut penulis kenal betul dan cukup dekat dengan ke empat sosok pemimpin ini (Penulis menyebutnya pemimpin, karena sebetulnya beliau-beliau ini semuanya telah menjadi pemimpin, Cuma yang belum adalah menjadi Pemimpin Masyarakat Kabupatem Lombok Timur (Bupati Lombok Timur). Lalu Heri Prihatin telah menjadi pemimpin (Ketua Kadin NTB), Wakil Ketua DPD I Partai Golkar NTB. dan menjadi pemimpin di beberapa perusahaan yang dimiliki serta di beberapa tempat/organisasi; HM.Nur Asikin Amin telah menjadi pemimpin di beberapa Dinas lingkup Provinsi NTB. dan sekarang beliau adalah Ketua Bawasda Provinsi NTB; Dr. M.Ikhsan, selain beliau adalah Dosen di Unram, juga telah menjadi pemimpin di beberapa tempat/organisasi, dan beliau telah lama memegang kendali salah satu wadah pembangunan daerah di salah satu daerah di NTB. yakni KAPET (Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu) Kabupaten Bima; dan HL.Ahmad Wahyan, beliau ini sudah malang melintang di dunia Birokrasi dan aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan. Jadi menurut penulis, beliau-beliau ini telah memiliki kelayakan untuk memimpin Gumi Selaparang, walaupun sudah pasti masing-masing beliau ini memiliki kekurangan-kekurangan. Kelebihan dan kekurangan bagi setiap insan manusia adalah sudah merupakan sifat hakiki manusia.
Sedangkan dua orang Balon Bupati yang ikut konpensi Golkar dan tidak ikut dalam pertemuan ini, yakni Haerul Warisin dan Sukisman Hazmi, selama ini memang penulis belum kenal betul. Haerul Warisin, walaupun beliau adalah salah satu pejabat di Pemerintahan Provinsi NTB, tapi penulis belum kenal betul, demikian juga dengan Sukisman Hazmi, beliau ini (Sukisman Hazmi) cuma pernah penulis ketemu di Mekkah, tepatnya di Mina pada Desember 2005, pada saat penulis menunaikan rukun Islam ke lima yakni Haji. Pada saat itu saudara Sukisman Hazmi adalah wakil pemerintah Indonesia yang meninjau kesiapan pemondokan jamaah haji Indonesia di Mina. Namun walaupun penulis belum kenal betul dengan kedua Balon Bupati Lotim ini, tapi Insya Allah penulis yakin bahwa beliau-beliau ini telah mempersiapkan diri dengan betul untuk menjadi pemimpin masyarakat Lombok Timur, mudah-mudahan dugaan ini betul.
Pertemuan yang dilakukan oleh ke empat Balon Bupati Lotim, sebagaimana diberitakan melalui NTB Post tersebut, patut kita acungi jempol dengan rasa salut dan bangga, karena beliau-beliau memiliki hati nurani yang suci,bersih dan mendalam untuk bagaimana menciptakan kedamaian di Gumi Selaparang, makanya penulis juga heran dan sangat menyayangkan,kenapa dua Bakal Calon lainnya tidak menghadiri pertemuan yang sangat berarti itu. Kalau menurut penulis, bagaimanapun sibuknya, kalau kita benar-benar ikhlas ingin mengabdikan diri sepenuhnya kepada masyarakat Lombok Timur dan ingin agar Pilkada di Lombok Timur dapat berjalan baik, aman dan damai berdasarkan azas demokrasi, pertemuan semacam itu harus kita hadiri, kecuali kalau berhalangan karena sakit (sakit benar), tapi kalau karena ada acara lain yang digunakan sebagai alasan, bagi penulis sendiri merasa kurang dapat diterima, karena makna dan manfaat serta nilai hakiki yang dihasilkan dalam pertemuan itu sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan Pilkada di Gumi Selaparang. Mudah-mudahan pemikiran penulis ini juga dapat diterima saudara-saudara kami lainnya di Gumi Selaparang. Mari kita lihat komitmen yang beliau-beliau bangun dalam forum silaturrahmi itu, mereka sepakat untuk menggelar Pilkada secara damai, berjanji all out dan mendukung siapapun yang ditetapkan Golkar Lotim menjadi Calon Bupati usungan Golkar.L.Hery Prihatin mengatakan “Silaturrahmi ini untuk menjaga kedamaian dan kondusivitas di tengah masyarakat” ungkapnya, sementara Dr.M.Ikhsan menyatakan “Kita sepakat, kompak untuk menjaga kondisi. Kami diantara figur semua ingin menang, tapi kita tidak bersaing, namun akan sama-sama berbuat untuk masyarakat siapapun yang diusung nantinya” juga menurut Ikhsan pertemuan silaturrahmi itu tidak hanya membuat komitmen tapi juga adalah pembelajaran demokrasi yang baik pada masyarakat. Mudah-mudahan semua bakal calon Bupati Lombok Timur, termasuk bakal calon yang diusung partai lain memahami secara mendalam arti dan makna demokrasi yang sesungguhnya. Demikian pula ungkapan saudara HL.Ahmad Wahyan yang mengatakan : Semuanya punya komitmen merubah Lombok Timur lebih baik, mulai dari ekonomi, pemerintahan dan pembangunan. Ungkapan ini adalah merupakan harapan kita semua masyarakat Lombok Timur. Mudah-mudahan apa yang beliau-beliau cetuskan dan ungkapkan dalam pertemuan itu, tidak hanya sekedar ungkapan pengisi acara yang setelah pertemuan selesai, segala ungkapan itu juga ikut menghilang, tapi penulis yakin dengan apa yang beliau-beliau ungkap itu adalah murni keluar dari lubuk hati yang dalam yang akan dipertanggung jawabkan selama dan sesudah Pilkada berlangsung, kalau tidak, Insya Allah akan mendapatkan sanksi, minimal sanksi moral dari masyarakat.
Yang menjadi pertanyaan kita sekarang, bagaimana dengan bakal calon yang lainnya ? baik dari Golkar maupun bakal calon dari partai lain ? Akankah memiliki hati nurani seperti itu. Kalaupun ya... tapi karena tidak diucapkan dalam satu forum silaturrahmi bersama dengan kandidat lainnya, kita belum bisa yakin sepenuhnya, karena tidak tercetus dalam pertemuan yang dihadiri semua kandidat calon atau bakal calon, sehingga kalau nantinya mereka akan kalah dalam pertarungan Pilkada, akankah mereka lakukan seperti yang diucapkan ke empat kandidat yang telah melakukan pertemuan dan membuat komitmen itu ? Kalau nanti ia kalah, lalu mengeluarkan ucapan dan melakukan tindakan yang bisa memancing ketersinggungan pihak lain atau masyarakat, atau tidak mendukung calon terpilih, kan tidak ada dasar untuk mereka kita tuntut, karena tidak ada komitmen yang pernah mereka buat. Untuk itu, kiranya sangat perlu untuk dilakukan pertemuan silaturrahmi antar semua kandidat bakal calon Bupati Lombok Timur atau minimal pertemuan itu dilakukan nanti setelah ada ketetapan KPU tentang calon tetap Bupati Lombok Timur. Kalau ternyata nanti dilakukan pertemuan yang mengharuskan para calon hadir, kemudian tanpa ada alasan yang jelas dan bisa diterima akal sehat dia tidak hadir, masyarakat Lombok Timur tidak usah memilihnya.

Sepenggal harapan masyarakat Lombok Timur Bagian Selatan.
Penulis hanya berani mengatasnamakan masyarakat Lombok Timur bagian Selatan, karena untuk sementara ini, hanya masyarakat Lombok Selatanlah yang dapat penulis rangkum untuk dapat mengetahui perasaan dan keinginannya untuk dapat diperlakukan sama dengan masyarakat Lombok Timur lainnya oleh pemimpinnya. Mungkin saja keadaan seperti ini dirasakan oleh masyarakat Lombok Timur bagian Utara, namun penulis belum berani untuk mengungkapkan dan mengatasnamakan masyarakat Lombok Timur bagian Utara.
Tidak banyak yang diinginkan oleh masyarakat Lombok Timur bagian selatan, hanya berharap dan menginginkan agar pemimpin masyarakat Lombok Timur (Bupati) hendaknya orang yang ikhlas, amanah, berkualitas dan bijaksana dalam menjalankan kepemimpinannya. Ikhlas dalam arti bahwa dia benar-benar ikhlas menjadi pemimpin (Bupati) Lombok Timur semata-mata karena ingin mengabdikan segala kemampuan yang ia miliki untuk kemajuan masyarakat Lombok Timur secara keseluruhan, ia ikhlas untuk mengorbankan outcome atau cost politik yang telah dikeluarkan selama ia menjalani proses untuk menjadi pemimpin (Bupati), artinya ia tidak akan mencari ganti rugi atas cost politik yang telah dikeluarkan dengan memanfaatkan kekuasaan dan jabatannya, ia tidak akan menempatkan orang-orangnya dalam jabatan di Birokrasi pemerintahan hanya berdasarkan atas kemauan dan kebutuhannya tapi penempatan pejabat akan selalu didasarkan atas kemampuan dan kualitas profesioanlisme yang dimiliki oleh masing-masing pejabat. Kalau ini tidak dilakukan, maka adalah mustahil ia akan menjalankan kepemimpinannya dengan baik dan jujur, akibatnya korupsi, korupsi dan nepotisme akan merajalela di Gumi Selaparang. Amanah dalam artian bahwa selaku pemimpin masyarakat, ia akan melaksanakan segala amanah rakyat yang diembannya, tanpa mengharapkan sesuatu dari masyarakatnya, tapi hanya karena Allah semata. Ia tidak akan melupakan rakyatnya dalam berbuat dan bertindak serta dalam mengambil kebijakan dan keputusan dalam kepemimpinan pemerintahan dan pembangunan, ia akan tetap peduli dengan rakyat di segala lapisan, akan memperhatikan rakyat kecil yang menderita, dengan memberikan perhatian dan bantuan, sebagaimana halnya kepemimpinan Imam Ja’far Shadiq dimasa kehalifhannya. Imam Ja’far Shadiq adalah Imam ke enam setelah wafatnya Muhammad Rasulullah s.a.w. Ia terlahir di Madinah pada tanggal 17 Rabiul Awwal, tahun 83 Hijriah, anak dari Imam Muhammad Baqir dan ibunya bernama Fatimah Ummu Farwah, putri Qasim bin Muhammad. Menurut Ibrahim Amini (2005), dengan mengutip pernyataan dari Hasyim bin Salim “Kebiasaan Imam Ja’far Shadiq adalah memikul kantung yang berisikan roti, daging, dan uang di kegelapan malam ke rumah-rumah orang miskin di Madinah dan membagikannya kepada mereka, padahal mereka tidak mengenalnya. Sepeninggal Imam Shadiq, mereka baru menyadari bahwa yang berbuat baik itu adalah Imam Ja’far Shadiq”.
Mu’li bin Hunais mengatakan,”Di malam yang hujan, aku melihat Imam Ja’far sedang bergerak ke perkampungan Bani Saidah. Maka, aku mengikutinya dari kejauhan. Tiba-tiba apa yang ada di pundaknya itu terjatuh. Imam mengatakan, “Dengan nama Allah, ya Allah, kembalikan kepada kami.” Aku mendekat dan mengucapkan salam. Setelah menjawab salam, Imam mengatakan, “Wahai Mu’li bin Hunais ! Upayakanlah untuk mengembalikan apa yang jatuh dari pundakku kepadaku.” Di kegelapan malam itu, aku mencari yang jatuh itu. Ternyata ada roti yang tercerai berai. Lalu aku juga menemukan kantung. Aku berkata,”Izinkanlah aku untuk membawakannya untukmu.” Imam menolak tawaranku itu dan berkata.”Aku sendiri lebih pantas untuk membawanya.” Itulah kebiasaan yang dilakukan oleh salah satu Imam (pemimpin ummat) kepada rakyatnya. Mungkin, kita tidak akan menjumpai lagi Imam (pemimpin) seperti ini, tapi minimal kita bisa dapatkan pemimpin yang sangat memperhatikan rakyatnya. Berkualitas, artinya bahwa pemimpin masyarakat Lombok Timur (Bupati) hendaknya benar-benar memiliki kualitas yang mumpuni sebagai seorang pemimpin. Ia harus memiliki kemampuan yang lebih dari orang atau masyarakat yang dipimpinnya. Menurut beberapa ahli kepemimpinan yang penulis rangkum, ada beberapa kemampuan minimal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpim (birokrat) yakni :

1. Kemampuan Terkait Dengan Pengetahuan dan Keilmuan.
Ø Menguasai ilmu secara detil di bidangnya.
Ø Mengetahui secara global ilmu yang terkait di bidanganya.
Ø Tahu hukum terkait dengan bidang yang ditekuni.
Ø Mengetahui Ilmu Ekonomi secara makro
Ø Menguasai Ilmu Pemerintahan secara garis besar.
Ø Memahami Undang-undang dan atauran yang terkait dengan bidangnya.
Ø Mengikuti perkembangan Teknologi
Ø Mampu Menyerap ilmu dan informasi secara efektif.
Ø Menguasai Undang-undang tentang Otonomi Daerah.

2. Kemamapuan Terkait dengan Kepemimpinan.
Ø Mampu berperilaku sebagai teladan.
Ø Mampu mempengaruhi orang lain.
Ø Mampu menggerakkan kegiatan.
Ø Memiliki kemampuan berkoordinasi.
Ø Mampu berpidato secara menarik.
Ø Mampu memberikan perintah secara bijak.
Ø Mampu memberikan teguran secara menyenangkan.
Ø Mampu memotivasi anak buah.
Ø Mampu menjadi mediator.
Ø Memiliki kecendrungan berfikir untuk orang lain.
Ø Mampu mengajak masyarakat kearah perilaku yang terpuji.
Ø Mampu meredam gejolak masa

Kemampuan Terkait dengan Pelayanan Kepada Masyarakat.
Ø Memiliki kesadaran bahwa tugas utamanya adalah melayani masyarakat.
Ø Memiliki bekal pengetahuan bagaimana memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.
Ø Mampu menggerakkan diri berperilaku prima dalama melayani masyarakat.
Ø Mampu memilah dana memilih aspirasi masyarakat.
Ø Memiliki kesabaran dan ketelatenan dalam melayani masyarakat.
Ø Mampu bersikap adil dan proporsional.
Ø Memiliki kepedulian dan kepekaan yang tinggi.
Ø Mampu mengendalikan diri untuk tidak mengambil keuntungan dalam memberikan pelayanan.
Ø Mampu menyadarkan diri bahwa kepuasan masyarakat menjadi sasaran utamanya.
Ø Mampu menjadi contoh dan teladan bawahan dalam melayani masyarakat.

Kemampuan Dibidang Manajerial.
Ø Memiliki visi dan misi yang jelas.
Ø Mampu mewujudkan visi dan misi.
Ø Mampu merancang kegiatan secara aplikatif.
Ø Mampu mendistribusikan tugas secara tepat.
Ø Mampu mengkoordinasikan kegiatan.
Ø Mampu melakukan pengawasan secara efektif.
Ø Mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat.
Ø Mampu merumuskan tujuan dan sasaran.
Ø Mampu membuat strategi untuk mencapai sasaran.
Ø Mampu membuat skala prioritas.
Ø Mampu merasakan kelebihan dan kekurangan instansi yang dipimpin.
Ø Mampu melihat ancaman dan peluang dimasa depan.
Ø Mampu menilai kinerja bawahan secara adil.

Kemampuan Dalam Mengendalikan Diri.
Ø Mampu mengendalikan emosi.
Ø Mampu menyikapi perubahan secara positif.
Ø Mampu mengendalikan sikap aji mumpung.
Ø Mampu untuk tidak melakukan korupsi. dalam bentuk apapun.
Ø Mampu mengendalaikan perasaan iri dan dengki.
Ø Mampu mengendalikan hidup konsumtif.
Ø Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang tidak pantas.
Ø Mampu mengendalikan diri dari keputusasaan.
Ø Mampu memaafkan kesalahan orang lain.
Ø mampu berendah hati dalam kesalahan.
Ø Mampu berkorban.
Ø Mampu menyeimbangkan antara hak dana kewajiban.
Ø Mampu mensyukuri nikmat.
Ø Mampu meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan.
Dan masih banyak lagi kelebihan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, bila ia ingin sukses menjadi seorang pemimpin yang dikagumi masyarakatnya. Walaupun pada dasarnya setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan kelemahan, tetapi hendaknya janganlah hal ini dijadikan landasan dan atau alasan untuk tidak dapat melaksanakan fungsi-sungsi kepemimpinan dengan baik. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini, terutama bagi seorang Kepala Daerah adalah dengan menggandeng pasangan (wakil) yang mumpuni, bisa diandalkan untuk menutupi kelemahan dan atau kekurangan sang pemimpin. Karena itu untuk para bakal calon Kepala Daerah, kususnya bakal calon Kepala Daerah Gumi Selaparang Lombok Timur, hendaknya berfikir matang dengan hati jernih untuk memilih calon pendampingnya (wakilnya), jangan hanya karena dia kaya, karena dia anak seorang tokoh, karena wibawa dan kharisma yang dimiliki orang tuanya, atau karena adanya deal atau tekanan politik dari partai pendukungnya, tapi hendaknya benar-benar didasarkan atas kredibilitas, kemampuan dan profesionalisme pribadi yang dimiliki oleh yang bersangkutan. Harapan terakhir adalah bijaksana, dalam kaitan dengan hal ini, ada baiknya kita simak salah satu syair yang dibuat oleh salah seorang penyair besar Islam, yang dikutip oleh Majdi Asy-Syahari dalam bukunya “Pesan-pesan Bijak Lukmanul Hakim .”(2005) yang berbunyi :

“Wahai orang yang memberi pengajaran dan nasihat kepada orang lain, hendaklah kamu menasehati dirimu sendiri.”
“Kamun memberi resep obat kepada orang yang sedang sakit, agar bisa sembuh, namun justru dirimu sendiri sakit.”
“Kami melihat kamu berusaha memperbaiki akal kami dengan memberi petunjuk, namun ketahuilah bahwa usahamu tersebut tidak akan berhasil, karena dirimu sendiri sebenarnya jauh dari petunjuk tersebut.”
“Mulailah dari dirimu sendiri, cegahlah dirimu dari perilakunya yang menyimpang, jika dirimu telah sadar dan meninggalkan perilaku yang menyimpang tersebut, maka kamu adalah orang yang bijaksana.”
“Jika kamu telah berhasil mencegah dirimu dari perilaku yang menyimpang, maka baru kamu bisa diterima untuk memberikan nasihat, serta ucapan dan ajaran kamu layak untuk diikuti.”
“Jangan sekali-kali kamu mencegah suatu perbuatan, padahal kamu sendiri malah melakukannya. Merupakan aib yang teramat besar jika kamu melakukan hal itu.”

Syair di atas ini patut kiranya dicerna, disimak, direnungkan kemudian diaktualisasikan dalam realita oleh kita semua, terutama oleh sang bakal calon dan calon pemimpin (Bupati) Gumi Selaparang Lombok Timur.

Akhirnya melalui tulisan singkat ini, penulis menyampaikan harapan kepada para calon pemimpin, semua elit politik dan elit Birokrasi, Akademisi, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, pengurus dan pengelola LSM, pimpinan dan segenap pengurus dan anggota Pamswakarsa, kepada saudara-saudaraku masyarakat Gumi Selaparang Lombok Timur, mari kita laksanakan Pilkada Bupati Lombok Timur ini dengan menerapkan azas demokrasi yang sebenarnya, penuh kejujuran dan keadilan, dengan hati tenang dan sejuk, penuh rasa persaudaraan dan kedamaian, karena bagaimanapun dan apapun akibat yang akan ditimbulkan dengan pelaksanaan Pilkada ini, semuanya akan dirasakan oleh kita semua, kita masyarakat Gumi Selaparang Lombok Timur.
“Mari kita Menoreh Damai di Bumi Kita, Gumi Selaparang”
Semoga Allah Subhanahu Wata’ala, melindungi dan memberkahi....Amin.......

Mataram, 13 Februari 2008.

Penulis adalah Anak Gumi Selaparang
Yang terlahir di Mendana-Keruak, Lombok Timur,
Pemerhati masalah Sosial Kemasyarakatan.

1 komentar:

  1. alhamdulillah, Pamanda telah memulainya. Nanda turut bergembira dengan kehadiran Blog ini.
    untuk Lombok Timur.... damai selalu!


    salam ramends.....

    BalasHapus